PARTNER
IN CRIME
KRIIIIING...KRIIIIING....KRIIIING......
Yatuhan, tak ada yang lebih
menyebalkan dari suara ini. Bahkan aku mulai berfikir musuh terbesarku di dunia
ini bukanlah alien, bukan pula guru sinting yang selalu memberikan muridnya
tugas tanpa batas. Melainkan sebuah benda bulat yang terbuat dari besi yang
bahkan benda ini hanya bisa bergerak memutar. Jika dibandingkan dengan dua opsi
yang aku sebutkan tadi jujur saja sebuah jam beker mungkin tidak lah berarti
apa- apa bagi orang lain. Tapi
bagiku? Sungguh, benda mati yang satu ini sangat menjengkelkan. mencoba
mengabaikannya, Aku kembali meringkuk dan menarik selimut melewati kepalaku
mencoba memejamkan mata dan melanjutkan tidurku yang terganggu.
Setelah merasa cukup mengistirahatkan kedua
mataku, aku mencoba mencari handphone ku yang kuletakkan diatas nakas. Masih
dengan dua mata yang enggan membuka aku meraba- raba nakas di samping tempat
tidurku. Membuka screenlock dan aku melotot melihat 4 angka yang tertera disana
06.45 yang berarti 15 nmenit lagi pelajaran pertama akan segera dimulai. Tidak
ingin membuang waktu aku langsung meloncat dari kasur dan masuk ke kamar mandi.
Selesai
melakukan ritual ku yang hanya mandi kebut, aku menuruni anak tangga dengan
terburu- buru. Melirik sebentar ke arah dapur aku melihat ibuku yang sedang
membersihkan kompor dan di ruang tamu ayah ku membaca koran ditemani dengan
secangkir kopi didepannya. Tak ingin membuang waktu lebih lama lagi aku
langsung melesat menuju pintu keluar tanpa
pamit dan salam, mengeluarkan motorku dari bagasi dan menuju sekolah.
Sebelum mencapai gerbang sekolah aku berhenti setidaknya
25 meter dari sekolah – entahlah? Aku tidak tau pasti. Sial bagiku karena
gerbang sudah ditutup sepertinya dewi fortuna tidak berpihak kepadaku kali ini.
Aku diam sejenak memperhatikan gerbang dan berfikir agar
bisa masuk kekelas tanpa disambut oleh buk rini. Aku tidak akan disambut dengan
dibentangnya karpet merah dan orang- orang yang melempar bunga seperti seorang
bangsawan, melainkan disambut dengan diberikannya sapu dan pel bergagang merah
dan dengan tubuh gempalnya dan suara iblisnya buk rini akan menjewerku dan
berteriak “bersihkan gudang dan toilet sekarang juga!!”. Dan kalian tau? Setiap
melihat bu rini aku tidak bisa untuk tidak tertawa karena dengan tubuh
gempalnya rambut keriting dan yang paling membuat aku geli adalah riasan
wajahnya yang sangat tebal sehingga bu rini terlihat seperti memakai topeng
bukannya malah cantik dia malah terlihat menyeramkan. Dan jangan lupakan
perbedaan warna muka dan tangannya.
menyadari
tidak ada cara lain untuk masuk kesana tanpa harus bertemu si iblis bertopeng,
aku memutar balik motorku dan ke warung milik pak dang yang terletak di
belakang sekolah. Aku memarkirkan motorku di samping warung pak dang mencari
tempat duduk dan langsung memakan bakwan yang sudah disediakan di atas meja. pak
dang mengernyit menatapku bingung.
“ neng rara gak sekolah?”tanya pak dang
masih terus menatapku.
“
sekolah pak tapi gerbangnya udah ditutup dari pada ketemu bu rini mendingan
rara ketemu pak dang. Ya gak pak?” kataku sambil nyengir dan kembali memakan
gorengan milik pak dang.
“sendirian aja neng ? gak sama temen-
temen nya yang ganteng itu?”.
Aku mendongak memandang pak dang. Temen?
Ganteng?. Astaga aku melupakan sahabat- sahabat ku- my patner in crime.
biasanya kalau mereka tidak menemukanku dikelas mereka akan telepon, line, sms
atau apapun untuk menghubungiku. Tapi dari tadi aku tidak merasakan getaran di
saku baju ku.
Pantas saja tidak bergetar kan hp ku
belum kehidupkan. Memencet tombol powernya dan akhirnya hp ku hidup tak lama
kemudian terpampang 35 panggilan tak terjawab, 73 line belum dibaca, dan masih
banyak yang lainnya. Mengabaikan panggilan tak terjawab aku membuka notif line.
Ada 57 notif di grupku dan sahabatku.
Dan 16 pc dari riko.
Aku membuka grup line dan terkekeh
melihat mereka ber 4 mencariku seperti kehilangan anak mereka. Jari- jari ku
menari diatas keyboard dan membalas obrolan mereka.
Rara
ardianta : pagi suami- suami ku tercinta :*
Belum sempat aku mengeluarkan aplikasi
line hp ku
sudah bergetar menandakan ada notif line baru.
sudah bergetar menandakan ada notif line baru.
Andariko
setiawan : dea lo dimana nyet?
Arbani
tridaya : pagi juga istriku tercintah *kecupjidat
Joan
Nova : woy gembel cantik lo dimana?, tugas
sejarah gue ada di lo. Mati dah gue di
omelin kanjeng ratu.
sejarah gue ada di lo. Mati dah gue di
omelin kanjeng ratu.
Andariko
setiawan : BENI ! -_-
Rara
ardianta : gue di warung pak dang bang.
Rara
ardianta : EWWW! JABLAY NAJIS KECUP
JIDAT-_-
JIDAT-_-
Rara
ardianta : sorry bro gue gak bawak buku hari ini
jadi buku lo ada dirumah gue. Nikmati
sajalah kicauan merdu kanjeng ratu.
jadi buku lo ada dirumah gue. Nikmati
sajalah kicauan merdu kanjeng ratu.
Joan
Nova : mati
aje lu!!!! -__-
Rara
ardianta : baiklah permintaan tuan jono sedang
Dalam proses harap
tunggu 100 tahun
Lagi.
Buat kalian yang bertanya kenapa aku
memanggil joan nova dengan panggilan jono. Jawabannya karena nama joan nova
terlalu bagus untuk cecurut macem dia.
Aku menutup aplikasi line dan meletakkan hp ku di meja pak dang membiarkan
hp ku terus menerus bergetar dan melanjutkan makan gorengan yang di jual pak
dang.
***